Lamongan – Sejak sepekan terakhir, kondisi gelombang besar
yang terjadi di laut jawa tepatnya Pantai Utara Lamongan, membuat ratusan
Nelayan Desa Kranji, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan (16/1/2013).
Sejak Kementerian Perhubungan kembali mengeluarkan Maklumat
Pelayaran (Mapel) larangan berlayar untuk semua kapal cuaca ekstrim yang
mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi hampir di seluruh perairan Indonesia.
Dalam Maklumat Pelayaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor 15/I/DN-2013
tanggal 14 Januari 2013 tersebut menginstruksikan kepada segenap jajarannya di
daerah agar menunda pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) bagi
kapal-kapal yang akan melakukan pelayaran.
Sehingga para nelayan terpaksa berhenti melaut dan memilih kapalnya untuk di tambat di bibir pantai, demi menghindari terjangan gelombang besar saat melaut, sebab gelombang tinggi di perairan laut jawa mencapai 6-7 meter.
Sehingga para nelayan terpaksa berhenti melaut dan memilih kapalnya untuk di tambat di bibir pantai, demi menghindari terjangan gelombang besar saat melaut, sebab gelombang tinggi di perairan laut jawa mencapai 6-7 meter.
Menurut salah satu nelayan Subroto (42). “Untuk mengisi
aktifitas saat ini para nelayan hanya memperbaiki jaring-jaring yang rusak
serta memperrbaiki mesin kapal” Ucapnya
Tidak hanya para nelayan tak bisa melaut tetapi imbasnya
perekonomian para nelayan lumpuh, sementara stok ikan hasil tangkapan nelayan
di sejumlah tempat pelelangan ikan di Lamongan berkurang, meski stok ikan hasil
tangkapan para nelayan berkurang.
“ Sejumlah pedang pun masih tetap berjualan tetapi dijual
dengan harga yang mahal’ Kata Hj. Sunami
Menurut nelayan, cuaca exstrim atau buruk ini pertanda musim
angin barat, hal ini bisa terjadi dan biasanya akan berlangsung selama kurang
lebih satu hingga dua pecan. (Fai)
Posting Komentar