Lamongan - Puluhan guru SMK di Lamongan belum
bisa menikmati Tunjangan Profesi Pendidik (TPP). Bahkan, TPP yang seharusnya
cair 26 Desember 2012 lalu urung diambil para guru lantaran tidak cair penuh.
Data yang diperoleh wartawan menyebutkan, akhir
2011 lalu ada 25 guru SMK swasta di Lamongan yang lolos uji sertifikasi. Dengan
demikian, mereka seharusnya menikmati TPP sejak Januari 2012. Namun, saat
pencairan di salah satu bank yang ditunjuk pada 26 Desember 2012, ternyata
pencairannya tidak merata.
“Saat itu ada yang menerima pencairan TPP untuk
10 bulan, bahkan ada yang hanya dua bulan,” ujar salah satu guru yang keberatan
namanya dikorankan Rabu (9/1) kemarin.
Karena pencairan yang tidak merata itulah, lanjut
dia, nominal yang ditransfer ke masing-masing rekening juga berbeda. Jumlahnya
bervariasi mulai dari Rp 3,6 juta hingga Rp 22 juta. Dimana, sesuai aturan guru
swasta yang lolos uji sertifikasi berhak menerima TPP sebesar Rp 1,5 juta per
bulan.
“Karena jumlah yang kami terima tidak sama, atas
nama solidaritas, kami tidak jadi mencairkan TPP itu dari bank sebelum ada
kejelasan dari dinas (pendidikan, Red),” ujar salah satu guru SMK di Kecamatan
Mantup ini.
Setelah menolak pencairan tersebut, sumber ini
mengaku pernah mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sebab, kendati
alokasi anggaran untuk TPP berasal dari APBN, namun, untuk TPP guru swasta
masih harus ditransfer melalui APBD provinsi. Hal ini mengacu aturan
dekosentrasi anggaran.
Namun, para guru swasta ini kembali hanya
menerima “angin surga”. Sebab, para pejabat di Dinas pendidikan Provinsi Jatim
hanya membereikan janji bakal mengupayakan pencairan TPP 10 bulan, sepanjang
2012. Nyatanya, sesuai SK mereka rata-rata menerima 6 hingga 7 bulan. Yakni
dengan nominal antara Rp 8,5 juta hingga Rp 9,9 juta.
“Alasannya, anggaran yang dialokasikan tidak cukup.
Padahal, saat uji sertifikasi itu kan sudah jelas berapa kuota yang lolos.
Logikanya, anggaran yang disiapkan negara juga sesuai dengan alokasi tersebut,”
kritiknya. “Jangan-jangan ada yang tidak beres dari kasus ini,” selidiknya.
Waktu awak media mau memgambil gambar dan meliput
jalannya pertemuan salah satu guru tak memperbolehkan masuk , padahal sudah
diberi tau bahwa kami dari media “ Anda dari mana, ada keperluan apa, apa sudah
dapat izin” Ucapnya sambil menutup pintu ruangan,
Untuk memperoleh kejelasan, Rabu jam 13:00 wib
puluhan guru SMK swasta ini mendatangi kantor Dispendik Lamongan. Mereka
diterima Kasubag Kepegawaian, Resmi Puji Astutik. Resmi menyatakan pihaknya
telah berupaya untuk memperjuangkan agar TPP itu cair penuh. Namun, ia
beralasan jika kondisi keuangan memang tidak memungkinkan.
Waktu di konfirmasi wartawan pihak Bank BNI yang
ikut hadir dipertemuan itu mengatakan ”Sebenarnya sudah cair tahun lalu, dan tidak ada masalah apa-apa, untuk itu anda tanya
saja kepada dinas pendidikan,”.Katanya. sambil pergi dengan mobil hitamnya
Karena tidak memperoleh kejelasan, puluhan guru
SMK swasta ini mengaku pasrah. Rencananya, hari ini mereka bakal mencairkan TPP
itu sesuai dengan SK yang dikeluarkan Dinas Pendidikan. “Mau bagaimana lagi,
Mas. Kami sudah banyak menanggung hutang, jika TPP itu tidak segera diambil
dari bank, kami akan terus kerepotan dengan kebutuhan rumah tangga,” keluh
salah satu guru lainnya.
Posting Komentar