Kota-kota di Indonesia, termasuk Lamongan, umumnya memiliki persoalan dengan ruang publiknya, dari persoalan parkir, PKL, kemacetan lalu lintas, ketertiban sampai kekumuhan. Ruang publik sendiri berarti ruang dimana setiap orang berhak datang dan menggunakannya tanpa membedakan tingkat/kelas ekonomi dan sosial seseorang, sehingga siapapun berhak menggunakannya tanpa terkecuali. Namun demikian, setiap orang yang memanfaatkan wajib ikut menjaga dan memeliharanya, seperti menjaga kebersihan, kemanan, ketertiban dan kenyamanan, dan tidak merusak fasilitas yang ada.
Alun-alun merupakan salah satu ruang publik. Alun-alun di kota Lamongan
sendiri juga telah menjadi ruang publik yang istimewa. Menjadi semakin istimewa
karena kemudian dilengkapi dengan fasilitas bermain anak-anak. Belum lagi
ketika malam hari, alun-alun semakin menjadi magnet wisata dengan keberadaan
sepeda-sepeda yang dihiasi dengan lampu-lampu yang bisa disewa dengan harga Rp.
10.000 sampai dengan Rp. 25.000 untuk satu jam mengelilingi alun-alun. Berbagai tempat
makan juga tersedia disini, angkringan kaki lima, jagung bakar, warung kopi, mi
ayam, pecel lele dan sebagainya. Kehidupan alun-alun Lamongan dimulai pagi hari
terutama untuk aktivitas olahraga, siang hari kawasan alun-alun Lamongan
betul-betul panas walau panas pasangan kekasih masih bisa bermesraan. kemudian
akan menggeliat lagi di sore hari, ketika sore hari alun-alun selatan
kebanyakan dipenuhi oleh pengunjung yang sebagian besar anak-anak untuk sekedar
bermain bola, menonton pertandingan dan sebagainya, sampai petang menjelang.
Namun
jangan tanya ketika hari mulai gelap, alun-alun Lamongan mendadak menjadi
menjadi ajang berkencan oleh pasangan anak-anak muda (kalau tidak mau dibilang
bermesraan) bagi mereka, suatu fenomena yang sangat kontras dengan peristiwa
sebelumnya, dari suasana dan suara hiruk pikuk anak-anak, menjadi suasana yang
remang-remang dan asyik masyuk.
Di
sepanjang jalan di sekeling alun-alun dapat dengan mudah dijumpai pasangan
anak-anak muda yang asyik dengan diri mereka sendiri, tanpa memperdulikan bahwa
apa yang mereka lakukan tersebut jauh dari nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat, konon katanya, dunia hanya milik mereka berdua. Bahkan para
pengguna jalan di seputar alun-alun Lamongan ini sampai pada tahapan ”risih”
menyaksikan pemandangan seperti ini. Apalagi jumlah pasangan ini mencapai
puluhan, suatu jumlah yang cukup fantastis.
Kegiatan yang tidak etis ini menjadi semakin sempurna
walau dengan keberadaan para pedagang makanan dan minuman dengan tenda-tenda
yang menggunakan penerangan terang. Para pasangan sambil memesan makanan atau
minuman, lalu di bawa di tempat yang agak-agak gelap, asyik kan?
Fenomena ini menjadi salah satu bukti bahwa ruang publik kadang-kadang
mengalami pemaknaan yang keliru, dimana orang sering beranggapan bahwa ruang
publik adalah ruang yang bebas diakses siapapun dengan tujuan apapun, tanpa
memperhatikan kepentingan-kepentingan yang lain, melanggar norma atau peraturan
sekalipun. Dalam situasi seperti ini, yang paling mungkin diandalkan adalah
adanya kontrol masyarakat terhadap segala aktivitas di lingkungannya, juga
terhadap dampak-dampak yang mungkin akan muncul dari kegiatan-kegiatan yang
berkonotasi negatif seperti di atas. Bukan tidak mungkin ajang mesum di
alun-alun selatan akan terus berlanjut, atau bisa juga muncul hal-hal yang
tidak diinginkan dan situasinya menjadi lebih buruk, sehingga menambah parah
konotasi negatif yang hampir melekat saat ini terhadap alun-alun Lamongan.
Perlu diingat pula bahwa kota Lamongan memiliki nilai
historis yang tidak boleh diabaikan, sebagai salah satu kota santri atau kota
wali. Dengan demikian, alun-alun yang dekat Masjid Agung ini memiliki
kesakralan yang tinggi, dan sebaiknya kesakralan ini tidak dikotori dengan
kegiatan-kegiatan negatif, yaitu menjadi ajang mesum bagi pasangan muda-mudi
untuk berkencan.(Fai)
+ komentar + 2 komentar
keren gan
Kunjungi Blog : http://christian-xp.blogspot.com/
Kunjungi Blog : http://christian-xp.blogspot.com/
Kunjungi Blog : http://christian-xp.blogspot.com/
Kunjungi Blog : http://christian-xp.blogspot.com/
Kunjungi Blog : http://christian-xp.blogspot.com/
Kemungkinan terjadinya vandalisme slh satu faktor utamanya si desain pd pembangunannya.
Sperertinya si gitu
Posting Komentar