Channel 12– Pelaku serentetan aksi teror dua pekan terakhir di Kota Solo
ditengarai cuma skenario polri untuk mengalihkan kasus simulator SIM dan kasus sampang yang saat ini belum terselesaikan. Polisi menduga
Dua pelaku tewas dalam insiden baku tembak pada Sabtu
(1/9) malam berinisial Farhan (19) warga Brengosan, Solo, dan Muksin
(19) warga Juwiring, Klaten. Lantas, pelaku ditangkap hidup berinisial B
(22). Para pelaku ini ditengarai merupakan jaringan Moro.
Polisi
menyita sebuah pistol jenis FN, tiga magazin, 43 peluru caliber sembilan
milimeter, dan sembilan holopin berukuran sembilan milimeter. Selain
itu, polisi juga menyita sebuah handphone dan surat-surat kendaraan.
Menurut Kapolri, dua pelaku tewas dan satu
tertangkap hidup, polisi menduga pelaku sama yang melakukan aksi teror di tiga
tempat pos polisi, sebelumnya.
Yakni, penembakan Pos Pam 5 Gemblegan, Serengan, Jumat (17/8) lalu.
Lantas pelemparan granat di Pos Polisi Gladak, Pasar Kliwon, sehari
kemudian (18/8), dan penembakan pos polisi Singosaren, Serengan, Kamis
(30/8). Kejadian terakhir sampai menewaskan seorang anggota Samapta
Polsek Serengan, Bripka Dwi Data Subekti.
”Ketiganya merupakan pelaku teror di Solo
selama ini,” tegas Kapolri.
Yang anehnya lagi usia pelaku rata-rata ABG (anak baru gede), Densus 88 waktu penyergapan tanpa memakai rompi anti peluru, dan peluru yang mengenai korban diduga ditembak dari jarak dekat.
Sementara itu, sehari setelah kejadian baku tembak antara terduga
teroris dengan Densus 88, tempat kejadian perkara (TKP) ramai dikunjungi
warga. Tepat di Jalan Veteran RT 003/013 Tipes, Serengan, Solo, hampir
tidak henti-hentinya warga yang penasaran ingin melihat TKP dari dekat.
Bahkan saking penasarannya, warga rela datang sejak pagi buta.
Hadi Sutrisno, warga Tipes bercerita, waktu kejadian dirinya tengah
membeli minuman di warung sebelah kiri toko semen, tepat di depan TKP.
Namun, dia tidak tahu secara pasti, tiba-tiba terdengar suara tembakan
beberapa kali. Bahkan pihaknya tidak mengira jika suara tersebut suara
petasan. “Tapi saya, ya, tidak percaya, wong habis Lebaran kok masih ada petasan,” seloroh dia.
Penasaran, dia berlari ke sumber suara. Namun, dia urung melihat dari
dekat. Sebab, beberapa kali terdengar tembakan, bahkan dari kejauhan
sudah terlihat orang tergeletak. Karena takut, dia langsung berlari dan
memilih berkumpul bersama warga di Poskamling RT 013 dekat rumahnya.
Tak berselang lama dan yakin situasi telah aman, warga berani keluar
untuk melihat secara dekat. Mereka baru sadar telah terjadi penembakan
antara teduga terori dan Densus 88.
Sugiman, warga Daleman, harus rela mengayuh sepeda hanya untuk melihat
TKP secara langsung. Sebab, sejak semalam dia hanya melihat peristiwa
itu dari layar kaca. Pihaknya mengaku sengaja datang berdua bersama
tetangganya. ”Sampai sini sejak pagi dari pukul 07.30. Saya memang
penasaran saja ingin ke sini,” tutur dia.
Pantauan Channel 12 di lokasi kejadian hingga siang kemarin, suasana
TKP masih dipenuhi warga. Mereka yang berada di lokasi bukan hanya
masyarakat Solo, tapi banyak juga dari luar kota. “Saya penasaran saja
Mas, ingin lihat seperti apa kok ramai sekali di sini,” kata Haryanto, warga Karangayar.
PENJAGAAN MAL DIPERKETAT
Solo sendiri terus dihujani aksi terror. Setelah serentetan aksi penembakan yang memakan korban jiwa, kini beredar broadcast message
di tengah masyarakat. Yakni, berisi ancaman penyerangan di sebuah pusat
perbelanjaan (mal). Meski pesan singkat itu dinilai hanya hoax(rumor),
namun sejumlah mal di Solo tetap memperketat pengawasan.
Potongan isi broadcast message tersebut,yakni, ”PERHATIAN BUAT WARGA SOLO…!!! karena menurut info, diperkirakan organisasi teroris akan trus bergerilya menyusun kekuatan!!”
Bambang Sunarno, pengelola sebuah mal yang mendapat teror,saat dihubungi wartawan mengaku telah mengetahui broadcast message yang mulai beredar kemarin.
Dirinya mengatakan,tak akan gegabah dalam menghadapi beredarnya pesan
yang dikirim orang-orang tak bertanggungjawab ini.
Meskidemikian,manajemen tetap meningkatkan kewaspadaan dan
penjagaan.“Kami juga menerima pesan itu. Ya,meski itu hanya isu tak
bertanggungjawab, tapi kami tak mengabaikan begitu saja. Karena kadang
sesuatu itu harus diwaspadai lebih dini. Tapi kami tetap menanggapinya
dengan kepala dingin,” tutur Bambang.
Menurutnya, jika melihat kejadian-kejadian sebelumnya, biasanya sebelum
melancarkan aksi, peneror tidak akan memberikan ancaman. Dengan
demikian, dirinya menyangsikan aksi ancaman via broadcast message itu. Pihaknya berkeyakinan itu hanya pesan yang dikirim orang tak bertanggungjawab,yang hanya ingin meresahkan masyarakat.
”Tapi kami tetap melaporkan broadcast message itu kepada
aparat kepolisian. Dan rencananya kami akan meminta pengamanan
diperketat. Misal, jika biasanya pengaman di pintu ada satu petugas
pengaman, nanti ditambah dua,” terangdia.
Pihak mal juga meningkatkan kewaspadaan, terutama para sekuriti.
Petugas melakukan penjagaan di berbagai titik di setiap lantai. Mereka
ada yang berseragam maupun tidak mengenakan seragam.
ALASAN MOTIF DENDAM
Di sisi lain, aksi teror yang terjadi di Kota Solo ada yang mengaitkan
dengan Pilkada DKI Jakarta.
Hasil penyidikan tersangka yang tertangkap, motif pelaku teror lantaran
dendam dengan polisi. Kapolri menjelaskan, serangkaian peristiwa
berdarah yang merenggut korban jiwa ini, dilakukan oleh kelompok orang
yang tak memiliki kepentingan dengan politik. Hasil penyidikan terhadap
pelaku yang tertangkap, berinial B dan proses penyelidikan Densus
88,ditengarai latar belakang pelaku dendam terhadap polisi.
Posting Komentar