Lamongan - Di tengah gencarnya pembahasan
peningkatah mutu pendidikan, alokasi dana baik dari APBD maupun APBN terus
digelontorkan untuk kemakmuran guru, namun di lamongan hanya gara-gara tidak
memasukkan baju Junaidi Rifansah (15). Siswa kelas sembilan SMP Negeri 1 Deket, yang
berada di desa deket wetan, kecamatan deket, lamongan, dipukul gurunya hingga
berdarah dan sakit kepala.(17/1/2013)
Kejadian pemukulan berawal saat
junaidi yang usai mengkuti olah raga berganti seragam untuk mengikuti proses
belajar mengajar di dalam kelas sekitar jam 09:00 wib.
Namun didepan kelas, Budi Pranoto
menghadang lantas korban tanpa basa-basi langsung diberi bogem mentah dilayangkan ke
kepala Junaidi sembari marah-marah dengan
alasan seragamnya tak rapi.
Junaidi pun berdarah sampai sangking
banyaknya darah yang keluar korbanpun mengusapkan ke tembok kelasnya, dan
menyebabkan Junaidi kepalanya pusing sehingga tidak masuk kelas selama dua
hari. Sesampainya di rumah, ia kemudian menceritakan tindakan Budi Pranoto
kepada ibunya. Pada waktu itu kakeknya datang dan tak terima, akhirnya kakek
Junaidi, Naiman tak terima dan memutuskan untuk melaporkan ke Mapolsek Deket.
Sementara itu, ibu Korban, Sunarmi Tak
mempermasalahkan dengan perlakuan Budi Pranoto kepada anaknya. " Saya tak
mempermasalahkan, karena takut anak saya di keluarkan dari sekolah soalnya
sudah kelas tiga," keluhnya.
Menurut Junaidi, " Waktu itu guru yang mengajar tidak ada
sehingga saya dan teman-teman keluar dari kelas dan duduk di depan sesudah
ganti baju olah raga, untuk menunggu guru yang akan mengajar," ujar Junaidi
didampingi ibunya saat ditemui awak media, Sabtu (19/1/2013).
Akibat layangan bogem mentah Guru olah raga ini dari hidung junaidi keluar darah yang berceceran di dalam kelas, sementara itu Suko Nur Yahman kepala SMP Negeri 1 Deket membenarkan adanya pemukulan tersebut.
Akibat layangan bogem mentah Guru olah raga ini dari hidung junaidi keluar darah yang berceceran di dalam kelas, sementara itu Suko Nur Yahman kepala SMP Negeri 1 Deket membenarkan adanya pemukulan tersebut.
Sementara itu “Budi Pranoto kini
tengah menjalani proses hukum oleh pihak kepolisian, jika terbukti melakukan
tindak kekerasan yang berlebihan guru tersebut oleh dinas pendidikan kabupaten
lamongan terancam dipecat,”. Ucap Agus Suyanto Kepala Dinas Pendidikan Lamongan
Peristiwa ini mestinya tak harus
terjadi, sebagai seorang pendidik harusnya hanya memberikan peringatan ataupun
sanksi saja dengan ulah siswanya yang hanya tidak memasukkan baju tidak malah
memukulnya hingga berdarah-darah. (Fai)
+ komentar + 1 komentar
maka merekrut guru/pendidik semestinya lebih hati hati..... ada banyak kepentingan, mereka menjadi pendidik bukan untuk mengabdi tetapi sebagai pekerjaan belaka, walau tindakan pribadi sangat memalukan kepribadian dan jiwa pendidik [jago karate kalau lawan ama preman donk bukan ama anak kecil ] ato emang preman kelas doank.... hehehheh...
Posting Komentar